Untuk dia yang
kini menggulung jarak denganku
Berbicara mengenai hujan jika kita bertanya pada orang-orang
maka, ada beragam jawaban atau ekpresi yang akan dikemukakan oleh mereka. Mulai
dari ada yang takut, sedih, senang, atau pun datar-datar saja. Kalau aku
sendiri sangat menyukai yang namanya hujan karena bagiku setiap butir-butir
airnya memberikanku kesejukan yang membuatku tenang dan dapat berpikir dengan
jernih. Ada juga beberapa kisah mengenai hujan yang tak bisa aku lupakan dan
menjadi kenangan tersendiri dalam hidupku. Salah satunya akan aku kisahkan
dalam ceritaku kali ini. Mengenai seseorang yang kini jauh di sana dan membuatku
semakin memaknai hujan lebih mendalam lagi. Dia juga pernah menjadi orang yang
spesial dalam kehidupanku.
Tahukah kalian? saat aku menyaksikan setiap hujan yang turun
membasahi bumi pertiwi ini, aku serasa kembali menyaksikan siluet dirinya yang
saat itu dengan gagah berani menerobos derasnya hujan yang mengguyur tempat
itu. Aku menyaksikan dirinya yang menikmati hujan sambil mengayuh kendaraannya
dengan tenangnya dan tak tampak wajah kegelisahan seperti orang-orang lain yang
terburu-buru tuk mencari persinggahan agar tak dibasahi oleh rahmat Tuhan ini.
Dia justru terlihat mensyukuri dengan segala pemberian Ilahi dan ini yang
membuatku semakin penasaran tuk mengetahui dirinya yang sebenarnya. Aku hanya
bisa senyum-senyum sendiri saat memandangnya dari jarak yang aku rasa cukup
untuk menyembunyikan diriku ini dari pandangannya.
Aku kembali teringat masa kecilku bersama teman-teman saat
menikmati hujan ketika pulang dari sekolah. Yah namanya juga anak-anak yang
selalu ingin senang serasa tanpa beban masalah yang dapat tak dapat dirasakan
ketika dewasa nanti. Yah…. aku memang kagum dengan segala kesederhaan yang dia
miliki yang aku rasa dia berbeda dari pada yang lain. Kala itu juga secara
tersirat dia mulai ajarkan aku akan sebuah kata yang selama ini tak ingin ku
kenal yaitu CINTA meski rasa itu hanya dapat kupendam hingga saat ini dan aku
tak tahu kapan rasa itu akan hilang karena sulit bagiku tuk bisa
menghilangkannya begitu saja.
Setelah hujan itu, aku hanyalah seorang pengagum rahasia yang
hanya dapat memandangnya dari kejauhan meski dia dan aku berada di ruang waktu
yang sama. Meski pada suatu ketika aku tahu bahwa aku dan dia memiliki rasa
yang sama, itu pun karena jarak antara dia dan aku kini yang tak memungkinkan
lagi. Saat ini hubungan aku dan dia hanya teman. Yah… teman dari dulu sampai
sekarang karena memang antara aku dan dia tak pernah ada yang berani tuk
mengungkapkan perasaan satu sama lain dan lebih memilih untuk memendamnya saja.
Meski kala perpisahan itu terjadi dia dan aku lebih memilih tuk bungkam seribu
bahasa dan tak terucap satu patah kata pun pada perpisahan saat itu dan kini
jarak telah menjadi penghalang dari semua ini.
Dia dan aku kini membuka lembaran kehidupan dengan kisah-kisah
baru untuk bisa saling melupakan satu sama lain. Hanya takdir yang akan
menentukan apakah kita akan bertemu lagi atau justru saat itu yang akan menjadi
pertemuan terakhir kita? dan hanya Tuhan yang akan tahu akhir dari kisah ini.
Aku hanya akan bisa mengenang kisah ini di kala hujan turun yang seakan menjadi
pengingatku dan aku berharap disetiap butir-butir air hujan yang turun
membasahi bumi turut membawa serta rasa yang pernah kumiliki ini untuk
mengembara sampai ia menemukan lagi tujuannya. Satu hal yang pasti saat ini aku
hanya ingin fokus akan hari ke depannya dengan segala impian-impianku yang
takkan mungkin terwujud jika tak disertai dengan kerja keras dan doa.